Gradasi hitam tanpa pamrih
Tulus adalah
Top 3 Soloist terbaik di Indonesia yang masih hidup versi saya, Karena (hampir)
semua lirik lagunya adalah karya Dia
sendiri, bagi Seorang Soloist saya rasa elemen ini sangat penting, karena lirik
adalah ungkapan dari perasaan lagu yang paling mungkin & mudah dicerna oleh
pendengarnya , jadi setiap kali mendengar si Penyanyi bernyanyi kita seolah
sedang mendengar curahan hatinya atau sesuatu yang begitu penting yang dia
harus ungkapkan dengan cara yang begitu spesial yaitu dengan lagu, yap dan
beberapa tema lirik lagu milik Tulus ini memang ada suatu daya urgensi tertentu,
maka tak terlalu sia-sialah waktu yang kita habiskan jika untuk mendengarkan
Tulus bernyanyi secara langsung, walaupun kita sama-sama sadari masih tentu
masih lebih penting mendengarkan lantunan ayat Suci Al-Qur`an. J
Maka jika lagu
adalah bagaimana musisi menyampaikan pesan dengan Suara, nada, lirik maka lebih
dari itu, Konser Tunggal adalah bagaimana musisi membangun sebuah dunianya
sendiri untuk menyampaikan pesannya. Gerbang, Parkiran, Cara petugas melayani,
Kebersihan, Instalasi Seni, Tata
Panggung, Tata Cahaya, Pembagian tempat menonton dan banyak hal lainya adalah
elemen-elemen yang dibangun atas persetujuan Empunya hajat dengan tujuan
tercapainya sebuah dunia yang Dia ingin tunjukan.
Gerbang Tiket Konser Tulus |
Dimulai dari
cara pembelian tiket yang terbagi pada 3 sesi presale yang semuanya dilayani
secara online dan setiap sesinya tiket selalu habis hanya dalam hitungan jam
kecuali mungkin beberapa tiket VIP di sesi terakhir yang saya
pantau masih tersisa beberapa hari. Saya membeli pada sesi ke-2
informasi yang lengkap dan caranya
relatif mudah disertai konfirmasi yang responsif membuat semua lancar jaya,
keren! Kayanya berjalan lancar juga sih saat pembeliat di venue (ots) sebab
saya tidak terlalu melihat antrian mengular walau waktu saya datang untuk
menukarkan tiket online dengan tiket masuk langsung disambut beberapa calo di
parkiran.
Sebenarnya tiket
bukanlah masalah utama kalau mau nonton Tulus,tapi sama siapanya ini yang
gad demit susahnya~ Sebenernya lagi sih
harusnya udah nontonnya sama Lia, tapi doi gak bisalah karena harus ada tugas
kantor ke luar negeri, pendek cerita saya nyari-nyari dan melakukan pendekatan ke beberapa temen dan berburu di
Tinder, Yap nonton temen nontonya haruslah perempuan, karena kaum lelaki tidak
bisa diandalkan wa bil khusus temen-temen ku tersayang, yang akan enteng
menolak kalau diajak nonton Film kalau hanya berdua, perkara harga diri dan
ketidak patutan katanya, apalagi kalau saya ajak nonton konser, Tulus pula! Pasti,
pasti banget nolak.
Jadilah saya
memasukan beberapa nama dalam daftar teman yang sudah kenal dan calon-calon
teman yang sudah match di Tinder, ada yang sudah masuk pada percakapan awal
semacam tinggal di mana dan aktivitas apa, ada yang sudah diajak nonton ke
bioskop dan ada juga yang baru masuk kenal jadi teman Instagram karena fase
selanjutnya dari Tinder adalah jadi teman Instagram J
Eh si Aduh
setelah beberapa fase saya lalui dengan yang lain, sekitar 2 atau 3 hari
sebelum konser Lia bilang diundur ke luar negerinya jadi Doi bisa nemenin,
Asiik biarlah sama Lia aja, agak capek juga kalau harus ngajak orang baru lagi,
pasti masih ada kaku-kakunya yang harus diulik lagi supaya cair, kalau sama Lia
mah woles tinggal gass-gass, janjian di venue nonton deh, gak pake ribet gak
pake drama, gak ada yang berani macem-macem juga, Doi preman Ciroyom.
Gerbang Tiket Luar saat Konser Usai |
Sepanjang hari
tanggal 20 November itu cerah cenderung panas di Kota Bandung, acara menurut
informasi open gate dimulai jam 5 sore naah tepat jam segitu hujan sangat deras
turun dari langit ( duh Alhamdulillah), “waduh bisa-bisa gagal nonton Tulus nih
..” saya ngoceh sendiri macam di
sinetron di kamar kosan, Dibayangan saya pasti macet dan antrian di gerbang
masuk venue pasti panjang nih, karena hujan orang-orang bisa-bisa datang
bersamaan setelah hujan reda.
Sesampainya saya
di Sabuga sekitaran jam setengah 7 lah, langsung cari Lia dan masuk ke Venue. Herannya
gak ada antrian sama sekali kami bisa langsung tanpa antrian setelah body check
tentunya, Lia yang beli air minum kemasan buat dibekel ditahan karena gak boleh
bawa botol minuman ke dalam.
“silahkan dihabiskan di sini”
kata Pak Penjaga.
Tapi Lia gak mau Minum karena
belum habis,
“di dalam juga ada yang jual air
mineral kok” kata Pak penjaga
“tapi sudah habis” lanjut dia,
lah gimana kalau kita haus pikir saya, saat itu juga saya gak bawa tumbler
minum, ya udah saya ambil botol minum Lia yang disita, saya minum sedikit,
begitu si Pak Penjaga meleng saya bawa botolnya masuk untuk dibawa bekal ke
dalam dan dengan ajaibnya kami lolos dari penjagaan hehehe eh tapi suer yaa
saya bawa pulang lagi botolnya terus dibuang ke tempat sampah.
Ngomong-ngomong
ini juga bukan pengalaman ajaib pertama saya bareng Lia, pernah suatu malam
saya nganter Lia pulang ke Rumahnya yang di Padalarang, saya ini kan gak punya
SIM dan kebetulan juga nih kerennya STNK motor saya lagi mati, berangkatlah
kita dari Rumah Bintang di daerah Wastu Kencana, oh iya wktu itu di Rumah
Bintang kalau Lia pulang semua Lelaki di RuBin itu pasti berebut, berebut gak
mau anter (yang tapi tetap harus diantar) bukan apa-apa rumahnya itu lumayan
jauh kak , walau jauh saya berani aja antar pake motor saya karena saya pikir
ini sudah larut malam dan tidak mungkin ada razia polisi di Jalan, bener sih
gak ada razia di jalan tapi pola razianya semua motor dimasukan dan diperiksa
di kantor polisi dekat Rumah Sakit Cibabat di Cimahi, eh tapi ada tambahan Lia
gak pake helm, mantap ini 3 pasal kena kita ini, gak selesai kayanya sama lima
puluh ribu duhhh, masuklah kami berdua ke kantor Polisi, Lia memang gak pakai
helm tapi pakai sweater yang ada tudungnya, dia pakailah tudungnya. Polisi 1
sedang menindak, polisi 2 sedang menindak juga, polisi 3 sama, polisi 4 sama
dan polisi yang lainnya sama daan dengan gagahya kami berhasil lolos dari razia
polisi tanpa diperiksa, di kantornya sendiri !, tanpa keluar sepeserpun! Hahahaha kami tertawa
sepanjang jalan, salah satu potongan hidup yang layak masuk folder memori untuk
dikenang selamanya...
Suasana di Dalam Gedung Sabuga |
Balik lagi ke Konser, setelah memasuki gerbang
luar kami harus mencari gerbang C karena kami kebagian di sana,sebenarnya saya
mau beli VIP atau minimal yang A lah supaya nonton Tulusnya dari titik yang
lebih layak, tapi apa daya gak kebagian di presale-2, saya males nunggu presale-3
takut hasilnya sama saja dan kalau nunggu penjualan on the spot juga pasti
lebih naas kalo gak kebagian.
Sama dengan
gerbang luar di pitu C juga tidak terjadi antrean, ternyata orang di dalam
venue sudah penuh jadi kami kebagian kursi ditempat yang paling samping, kami
memang cari yang duduk karena saya rasa lebih nyaman nonton tulus sambil
duduk,oh iya Lia juga harus kerja sebentar, iya kerja, iya di konser !
(silahkan tepuk tangan )
Saya lupa
set-list lagu tulus, tapi yang jelas tulus mengawalai konsernya dengan Lagu
Indonesia Raya. Tulus malam itu menyanyikan beberapa lagu (mungkin semua) dari
ketiga albumnya, kalau album monokrom kemungkinan besar Tulus menyanyikan semua
lagunya karena judul Konser Tunggal ini adalah “Konser Monokrom Tulus”, secara
keseluruhan saya bisa menikmati semua lagunya dengan tiket presale berharga Rp.
200.000,- walaupun pemandangannya dari samping kiri panggung.
Oh iya Tulus juga membawakan lagu labirin yang
video klipnya baru realese, jadi spesial kalau gak salah saya dengar dia
memanggil Petra Sihombing yang waktu itu ada dibangku penonton untuk ke
panggung dan bermain gitar untuk lagu
labirin.
Tulus juga
membawa Waljinah sang legenda keroncong yang bahkan saat di panggung harus
menggunakan kursi roda saat ikut menyanyi, salah satu yang saya ingat adalah
lagu Chrisye “Lilin Kecil”.
Ada yang khas
dari penampilan Tulus malam itu setiap selesai menyanyi dia cukup lama bicara /
menyapa penonton, mungkin itu bisa dipakai Tulus untuk mengumpulkan tenaga ditengah konser yang panjang apalagi saat dia ganti kostum saya rasa waktunya cukup panjang
tapi untung diisi oleh duel pemain biola dan gitar tulus yang atraktif
menghibur penonton, kostum tulus saya rasa juga okay, Tulus pakai semacam sarung
gitu untuk kostum keduanya, saya gak ngerti juga kalau urusan fashion, yang
jelas kalau Lia gak komen “geuleuh ih” berarti yaa okay aja hehehe
Koreografi
paling epik adalah saat lagu penutup “Manusia Kuat” yang penarinya mungkin
lebih dari 30 orang dan tata cahayanya sangat variatif di setiap lagu, jadi
untuk saya yang nonton dari samping dan tidak bisa melihat background panggung
tata cahaya menjadi menjadi sensasi tersendiri.
Suasana di Venue konser yang cukup lengang |
Untuk kenyamanan saya rasa konsernya cukup
nyaman dan beberapa kali Tulus selintas berterima kasih karena tiketnya terjual
habis dan penonton yang datang sekitar 3000an orang, saya melihat masih banyak
ruang dan tidak terlalu padat di dalam venue, mungkin itu disengaja memang
untuk memberikan kenyamanan pada penonton, bahkan sampai ada penonton yang
tidur mungkin karena lelah atau dia hanya mengalami hari yang sial harus nganter
Pacarnya nonton konser yang tidak Dia sukai . konser sekitar 2 jam lebih
berlangsung lancar, saatnya pulang, saya antar Lia lagi malam itu disertai
dengan rintik kecil hujan sepanjang jalan, tanpa tilang dan ban bocor, all good
!
Bandung 8 Desember 04:42, Belum Tidur
Komentar
Posting Komentar