Tinder membuat kehidupan kalian lebih tenang








Belakangan ini jarang banget pergi nonton gigs atau pertunjukan musik sebangsanya, acaranya sih tetap banyak bertaburan dari mulai yang lokal sampe internasional, dari mulai di Bar yang isinya bisa semua kenal sampai acara di stadion degan ribuan orang antah-berantah, Saya melewatkan banyak sekali pertunjukan menarik dan penting, Band seperti H2O, Dead kennedys, Limp Bizkit, Judge dan GNR sungguh sial saya melewatkan mereka semua karena mungkin ini adalah kesempatan sekali-kalinya mereka tampil ke Indonesia, semoga enggak ya.. The Upstairs, Komunal dan Joe Million yang tampil di Bandung juga terlewatkan, Duh!
Tidak hanya acara musik, saya pun melewatkan beberapa film yang saya rasa harusnya ditonton di bioskop.
Tentu hal semacam ini kedepannya harus diantisipasi, Saya harus menyadari sepenuhnya bahwa saya sudah memasuki umur di mana saya harus memilih prioritas menghabiskan uang untuk hal yang lebih penting dari sekedar musik dan film, untung saja Klab Sepak Bola favorit saya bukan berasal dari Bandung, karena bisa jadi saya akan benar-benar  menghabiskan uang Saya untuk hal-hal yang sama sekali tidak ada gunanya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan pendidikan apalagi perubahan sosial hahaha... terlebih uang bulanan saya tidak jauh-jauh dari angka UMR. Karena kalau lihat kanan-kiri banyak teman seumuran dan malah dibawah saya sudah menikah sehingga punya hal penting kemana uang itu harus dihabiskan.
Teman buat nonton konser biasanya Leo, Sendy atau Koy, sekarang Koy sudah menikah dan punya anak, Sendy sudah up date Instagram  foto buat di Buku Nikah sedangkan Leo sudah didesak keluarga untuk mempersiapkan pernikahannya awal tahun 2019 jadi yaa sama sudah sulit untuk diandalkan buat menemani nonton konser.
Sama tragisnya dalam kisah saat mau nonton ke Bioskop karena sialnya di umur segini saya malah masuk zona post-pacaran (putus) ya makin aja susah aja cari teman buat ke bioskop apalagi kalau hanya berdua (kenapa berdua? 2 aja susah apalagi lebih), jadi  kalau ngajak perempuan akan ada tendensi disangka mau PDKT, kalau ngajak laki-laki banyak yang nolak “masa laki ke bioskop nonton ber-2?” seolah hina gitu~, padahal enggak kan ya?! Ya!!!~ tapi ada Ciroyom Family sih (Sandy-Lia) yang selalu mau kalau diajak nonton kalau mereka lagi enggak sibuk, walau sebenarnya agak terlihat berat waktu diajak , tapi saya selalu berasil maksa, jadi mereka gak enak nolaknya, yang paling antik Sandy berhasil saya ajak nonton “Incridibels 2” dan Lia diajak Nonton Cristopher Robin, kedua film itu mungkin bukan tipe film mereka bisa jadi sepanjang film mereka tersiksa dan mengantuk , maapin lhoo hehehe... terakhir malah lebih parah saya harus bujuk (maksa) Danny nonton film biopicnya Queen “Bohemian Raphsody” padahal dia sudah nonton jadi harus 2 kali gara-gara saya Hehehe...
Pertemanan Saya kini memang amat terbatas, karena saya punya sifat sinis, sering sarkas dan tingkat bercanda gak normal yang cukup tinggi jadi dapat dipastikan saya sangat sulit akrab sama orang lain dan banyak gak nyambung karena memang sayanya yang susah nyambung tapi dengan sifat negatif yang seabreg gitu yaa syukurlah masih ada yang mau temenan. Saya janji deh bakal terus mengikis sifat ngerepotin kalian mentemen quwh, gak akan lagi ngajak-ngajak nonton   gak jelas~
Terus kenapa gak nikah aja? Sebetulnya mau juga sih kalau udah ada yang nyambung, karena kalau gak nyambung takut aja nantinya cerai, keluarga saya dan beberapa teman juga pernah mengalami hal gak enak tersebut jadi saya takut banget itu kejadian juga sama saya, maka dari itu sebisa mungkin Saya harus ketemu yang nyambung karena kita kan bakal seumur hidup sama Pasangan kita, bayangkan seumur hidup! Bangun tidur ketemu Dia, liburan bareng Dia, lebaran bareng Dia, lagi senang dan saat kesel juga harus ketemunya Dia! SEUMUR HIDUP! mutlak harus nyambung! supaya gak bosen.
 Menikah itukan sesuatu yang memang harus dipersiapkan dengan matang baik secara finansial & psikologi tentu saja ukurannya sangat subjektif, feeling aja sih kayanya mah siap atau enggaknya, atau Cacing pernah bilang bukan masalah kesiapan tapi keberanian! Bleehh~.. Ada juga yang bilang gini alasan menikah itu katanya gak boleh buat nyari kebahagiaan, bahaya kalau gitu, nantinya kita bisa saling nuntut kebahagiaan dari masing-masing, konon gini rumus idealnya kalau sudah sama-sama bahagia baru deh kita nikah dan dengan begitu nantinya akan ada perlombaan saling memberi kebahagiaan, bukan tuntutan. Kata Mas Sabrang sih gitu~ 
Urgensi nikah mulai lebih terasa ketika Sebenarnya gak enak juga sama adik-adik yang udah pada bawa pacarnya buat dikenalin ke Ibu, itukan tandanya mereka mau serius nikah sama pacarnya, secara budaya pasti mereka jadi merasa gak enak karena kalau mau menikah harus melangkahi Saya dan perasaan saya juga gak enaklah jadi hidup saya ini seolah semacam hambatan buat kebahagiaan adik-adik, errgghh...
                Belakangan sempat juga Ibu mau jodohin sama anak temennya tapi dari luar aja udah tampak gak bakal nyambung (kayanya) jadi saya menolak untuk ketemuan, Jadi nanti aja deh kalau ketemu yang nyambung. Oh iya untuk adik-adik Saya di Rumah, saya sama sekali gak ada rasa keberatan kalau ada adik yang mau nikah duluan. Secara pribadi sih saya santai untuk urusan menikah toh masih ada teman-teman dan keluarga, yaa memang sih kebutuhan biologis dan psikologisnya untuk umuran saya sulit diganti dan memang harus terlampiaskan. Untuk kebutuhan psikologis mah masih adalah temen-temen yang sedikit-sedikit perhatian dan mau gak mau satu-satunya cara memenuhi kebutuhan psikologis adalah meluaskan pergaulan jadi memperbesar kemungkinan untuk menemukan teman berbagi cerita yaa cerita apa aja, karena penting punya teman buat berbagi cerita, kalo gak nemu yaa nulis deh. karena kalau mengandalkan pergaulan saat ini di kantor orangnya hanya segitu-gitunya dan teman-teman banyak yang sudah menikah, jadi punya urusan masing-masing. nah masalah biologis ini yang bikin mumet, pengalihannya susah banget! Silap-silap kan bahaya kalau tiba-tiba kamar kosan jadi sering wangi~ hehe canda~ pengalihan yang paling sering saya lakukan adalah dengan olah raga seperti Lari, Badminton atau sepedahan, sedikit banyak itu membantulah, karena olah raga kan membantu meningkatkan hormon endorfin dan mengurngi kortisol yang memicu stres serta adrenalin dalam tubuh, yaa memang tidak mungkin menutupi sama sekali akan kebutuhan seks, tapi lumayanlah~.
Solusi, Terinspirasi dari Risky orang Aceh yang kuliah di Bandung, sempat kerja di Bali terus balik lagi ke Aceh dan sekarang mau Ke Australia, Dia menyarankan saya untuk nyoba aplikasi Tinder, tentu saya juga sudah tahu aplikasi ini sebelumnya yaa semacam online dating gitulah, yaa pokonya Pundra pake aja, poinnya adalah supaya pergaulan lebih luas, yaa karena pergaulan saya yang memang sempit dan di situ-situ aja, Tinder adalah salah satu ikhtiar memperluas pergaulan, Gak lama memang Tinder menunjukan tajinya, saya bisa dapat beberapa teman untuk diajak nonton film, menyenangkan !
Tinder memang membuka jalan pergaulan saya yang sempit menjadi lebih luas, saya yang sangat sulit untuk mengajak berkenalan di dunia nyata jadi bisa gampang lebih banyak kenal orang cuma dengan cara swipe right dan saya pun punya kenalan baru, Mencari teman yang bener-bener “teman”nya sih tetap susah, karena gak semuanya nyambung, tapi mulai dapet sih beberapa yang nonton film yang sama, yang punya selera musik yang mirip dan semoga juga nantinya saya bisa dapet teman buat nonton konser musik dari Tinder, jadi gak harus maksa-maksa lagi deh mentemen ku yang lucu dan baik hati, mencemen quwh hidup kalian mulai hari ini bisa lebih tenang ! wqwqwqwq... ya tapi kalau mepet ku carilah kalian lagi ;)

malem-malem 12 nov 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Playlist Lagu waktu Ibu Meninggal. #1

Menghadiri Selebrasi Milad 25 Tahun Turtle Jr.

MUNGKIN KITA YANG SALAH BACA RAMBU.