Suara Anak Bintang, Mulai !





Hari ini niatanya waktu jam bubar kantor saya mau langsung pulang ke tempat kost karena badan lumayan letih yang diakibatkan oleh jogging sebelum kerja tadi pagi (Hari ini adalah tanggal 24 oktober 2017) apa daya hujan menghadang! Saya tak jadi pulang, ditambah Ahmad teman sekantor saya sedang dalam mood yang sangat baik tampaknya sehingga sekitar jam 5 sore dalam jam-jam perut yang lapar disertai cuaca hujan Bandung yang dingin dia berinisiatif tinggi (atau gak kuatnahan lapar) untuk keluar dan membeli makanan juga tak lupa menawarkan saya dan Cacing “apakah ada yang mau nitip membeli sesuatu”, tentu saja kami mengangguk cepat, nitip 2 bungkus untuk masing-masing ! ahmad tampaknya menawari Bu Nunung dan Teh Ines juga yang masih di Kantor tapi tampaknya mereka menolak untuk ikut nitip entah karena tidak lapar atau karena memilih menahan lapar dan makan makanan yang lebih layak di rumah masing-masing, karena tak lama mereka pulang, tak lama pula Ahmad datang kembali, lalu secara bergantian kami mengeksekusi milik masing-masing tak lupa ditambah “sedikit” nasi sisa makan siang.
                     Rencana pulangpun tertunda kembali, masih disebabkan oleh hal yang sama yaitu hujan yang jadi tambah serius, deras! Jadi mau tak mau harus tetap dikantor sambil menunggu hujan reda, karena males hujan-hujanan jadi harus diam lebih malam di Kantor. Suasana hujan membuat saya jadi melamun, saya ingat suka ada yang bilang begini “kalau hujan konon katanya membawa banyak kenangan” hahaha ee` lah hujan mah hujan aja gak ada hubungannya sama kenangan yaa terkecuali kenangan kamu ada hubungannya sama hujan, seperti kenangan kamu sama pacar kamu yang kehujanan waktu naik motor  terus mogok ditambah ban motor kamu bocor jadi terpaksa hujan-hujanan dorong motor yang tambah berat karena ban motor bocor dan gak ada tempat berteduh, alhasil kalian basah kuyup dan sangat kelelahan karena dorong motor yang mogok dan bannya bocor, setelah itu  hujan reda dan motor ke bengkel dan ditambal tapi tak lama motor jalan ada razia zebra modol! Lalu kalian kena tilang, motor mu yang tanpa STNK dan kamu yang tanpa SIM adalah penyebab motor diangkut dan kalian harus naik angkot basah-basahan, sepanjang jalan pacar mu ngambek gak mau ngobrol, dan besoknya dia minta putus karena pertimbangan kayanya gak ada masa depan sama kamu, selesai kalian jadi mantan, nah kalo kenangannya semacam itu pasti bisa dibangkitkan oleh Hujan. (ini bukan kenangan saya, itu Cuma contoh kenangan yang bisa dipanggil sama hujan, sumpah!)
                Bridging tulisan kali ini kayanya terlalu maksa deh hehehe, serah deh yang jelas sebelum lebih banyak kenangan yang memudar tentang mereka saya mau menulis sesuatu tentang Quartet Penyanyi cilik dari Rumah Bintang yang beranggotakan Dafi Almeron dipanggil Mpie kelas 2 SD, Khaisya Nikita dipanggil Kekey Kelas 3 SD, Dries Putra dipanggil Ndries kelas 1 SD dan Ada Nanda yang akrab disapa Nda sudah kelas 6 SD  tentu saja aja tak boleh lupa penyebut Yaya Risbaya dipanggil Baya sang pendamping grup yang sangat berdedikasi, hail! Oh iya Rumah Bintang itu adalah sebuah Komunitas belajar yang punya motto “sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.”
Jesika, Baya dan Reni Tampil Bersama Suarana Anak



                Saya skip awalnya pokonya Baya punya ide untuk membuat album anak bersama anak-anak Rumah Bintang, mungkin karena sebelumnya Baya sudah Kenalan dengan Jesika (jeje yang sudah pinda ke Surabaya, duh kangen Je !), Amara (Baya) dan Reni di Projek album Suara Anak bersama di Sabuga untuk salah satu acara KPK.

                Sebelum formasi quartet  Kelompok Vokal Rumah Bintang (kita sebut saja begitu) juga sempat bergonta-ganti personel karena sebelumnya anak yang terlibat jumlahnya lebih dari 4, sebelumnya seingat saya ada adik di Rumah Bintang juga yaitu Najla, Keyla, Dinni dan Damai juga deh yang ikut terlibat tapi yaa waktu juga juga yang mengeliminir karena mungkin adik-adiknya kurang tertarik atau kita sebagai kakak yang kurang cakap mengajak. Awalnya Kelompok Vokal ini dipersiapkan untuk tampil di Pentas Seni tahunan Rumah Bintang yang ke 13 Tahun. tapi seiring berjalannya waktu akhirnya menjadi mengarah kepembuatan album penuh. Acara 13 Tahun Rumah Bintang dijadikan momentum untuk merilis secara resmi lagu-lagu tersebut secara digital via Sound cloud (https://soundcloud.com/user-748711874) dan dibagi file Mp3-nya buat yang bawa flashdisk, karena kesibukan kebanyakan para pendampingnya sehingga album ini memang agak terlihat dipaksakan untuk direalese di hari itu bisa terlihat dari banyaknya konsep yang kurang matang sehingga memang masih kurang maksimal dalam penyebarannya (tentu saja kesibukan dan keterbatasan dari kakak-kakak pendampinya tidaklah boleh jadi excuse.klise!). oh iya Adik-adik juga sudah punya video klip yang bisa dilihat di kanal Youtube Rumah Bintang yang pembuatannya dibantu oleh Carda dari komunitas Sunday Screen.
Selepas acara 13 Tahun rumah Bintang Baya melanjutkan apa yang dimulai tentunya bersama Kekey, Nda, Dries dan Mpie untuk menggenapkan lagu mereka menjadi 10 buah.
 
Butterfield Kitchen

Rumah Lentera

Braga City Walk




Apresiasi

Setelah me-realese lagu-lagunya Kwartet adik Rumah Bintang bersama Baya mulai kedatangan beberapa undangan untuk tampil, sebagai pendamping tentu saja saya sangat merasa girang jika karya adik-adik mulai diapresiasi. Front Yard Play Ground 4 yang digelar oleh Butterfield Kitchen adalah panggung pertama adik-adik walaupun sebenarnya tak ada panggung di acara tersebut, adik-adik tampil atas undangan Teh Rannie Untara yang disampaikan Titi lewat Grup WhatsApp Rumah Bintang Perjuangan :D (yang belakangan sangat sepi aktifitas). Panggung pertama lancar dan adik-adik senang !
Saya melewatkan panggung ke -2 adik-adik yaitu di kedai Cas di Acara “Nonton Film di Gang”, yang terletak di daerah Sekeloa. Panggung ke-2 Adik-adik kali ini diiringi “crew” yang cukup banyak, keluarga adik-adik yang sepertinya penasaran seperti apa sih aksi panggung adik-adik kalau berada diluar lingkungan yang mereka belum kenal. yang turut serta pada waktu itu dari keluarga Dries ada Umi (Ibu Dries), Tristan adik Dries, Ibu Daffi, Ayah Daffi, Regina Kakak Daffi, Ibu Khaisya, Sakti adik Khaisya, Ibu Nanda, Momong kakak Nanda dan kalau tidak salah Mario dan Ahong yang tidak jadi ikut karena kendaraan tebengan sudah penuh dan cuaca yang mulai hujan saat kami mau berangkat, terlebih acaranya akan berlangsung sekitar jam 7 dan waktu mepet kalau harus cari tebengan lagi. karena tempat tampilnya yang semi outdor benar saja hujan yang bertambah deras menghambat acara untuk on time. Sayang sekali saya harus pergi sebelum adik-adik tampil. SAD
                Bulan berikutnya adalah Oktober, nah di bulan ini jadwal adik-adik cukup padat karena ada 4 undangan Tampil, undangan pertama 14 Oktober di Anniversary Ruang Mimpi Pasir yang ke-3, 21 Oktober di Syukuran hari jadi  Rumah Lentera yang pertama bertempat Buah Batu, nah mulai disini Nanda tidak bisa lagi ikut nyanyi bersama karena harus pindah ke Ranca Ekek, Ndaaa :( , 28 Oktober di Acara Peringatan Sumpah Pemuda yang di Selenggarakan Karang Taruna Nangka Suni di sini Baya tidak bisa mengiringi adik-adik dan Adit (salah satu adik di Rumah Bintang) yang harus menggantikannya, uhh tak disangka Adit yang super doyan bercanda ini ternyata bisa jadi andalan, hidup Adit ! dan Terakhir tanggal 29 Oktober di Braga City Walk dalam Acara “This Is Us” sebuah acara pengenalan apa itu Austisme.
Apresiasi yang datang untuk adik-adik tentu saja harus dimanfaatkan untuk menjadi penyemangat baik untuk Rumah Bintang secara umum dan Grup Vokal khususnya, bahkan sampai-sampai Tresna teman Baya, rela membuatkan album kaset pita secara cuma-cuma dan menjualkannya di acara kaset strore day di IFI (institut Francais Indonesia). Tentu ini adalah sebuah pemantik bagi kami kakak-kakaknya untuk memberikan konsentrasi lebih buat adik-adik (diseriusin), agar apa yang sudah dilakukan adik-adik tidak menguap begitu saja dan bisa menjadi artefak penyemangat membuat karya lagi dikemudian hari.
 Karena kesibukan ini kita juga memikirkan kedepannya adik-adik juga tidak boleh menjadi melupakan kewajiban mereka sebagai anak-anak yaitu bermain dan belajar pokonya jangan jadi eksploitatif, dibeberapa kesempatanpun saya membicarakan ini dengan Baya sebagai orang yang kini sangat intens bertemu dengan adik-adik, bagaimanapun grup vokal ini harus bisa disusun menjadi ruang kelas belajar yang menyenangkan untuk adik-adik, bisa menjadi kelas bahasa karena harus belajar lirik, bisa juga belajar alat instrumen musik dan tentu saja mempelajari nilai-nilai kebaikan yang bisa terus kita bersama kumandangkan lewat lagu. Hayuu ah Bay... hayu we tuluuy...hehehe
                Full Album dari adik-adik pun belum direalese karena yang direalese di album kaset pita baru 6 lagu saja, ada beberapa sudah ada beberapa rencana untuk penyebaran full albumnya nanti yang pasti semua materi lagunya sudah direka,m berisi sepuluh lagu yang masih dalam proses mixing dan mastering yang dibantu oleh Adi dari Band Flux minimix. oh iya untuk pembiayaan album ini kami mengumpulkannya lewat penjualan kaos yang bisa didapatkan di akun Instagram Rumah Bintang @rumahbintangrubin, masih dijual kok sampai sekarang,  doakan juga semoga albumnya cepat rampung dan penyebarannya maksimal.
                Ini hanya catatan awal saja tentang adik-adik, kedepannya semoga masih banyak yang bisa saya saksikan, tulis dan lakukan dengan adik-adik Rumah Bintang.

Terimakasih yaa Baya karena kamu saya jadi punya alasan lagi buat ngumpul sama adik-adik dan datang ke Rumah Umi (Rumah Bintang Bandung kini tidak lagi menyewa rumah jadi tempat kumpulnya yaa di Rumah Umi)
 karena kalau tanpa Baya mungkin saya akan selalu kikuk kalau harus sekedar ngumpul dengan adik-adik .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Playlist Lagu waktu Ibu Meninggal. #1

Menghadiri Selebrasi Milad 25 Tahun Turtle Jr.

MUNGKIN KITA YANG SALAH BACA RAMBU.