Sepenggal Rindu untuk kalian dari Efek Rumah Kaca
04 oktober
2017 jam 8 malam setelah menghabiskan sisa makanan di kantor dari pada langsung
pulang ke tempat kost saya memutuskan untuk menulis saja sampai ngantuk sambil
menemani Wak Ismet yang menunggu Pak Ales (Pak Ales ini memang rada-rada
soalnya sering janji jam 5 datangnya jam 11 malem), kalau rasa kantuk sudah
berhasil diundang baru deh saya pulang, lagi pula hari ini gak Ada Idan di
Kost-an jadi gak seru gak ada orang buat diganggu, oh iya hari ini adalah hari
pertama Idan mengemban tugas dari WALHI JABAR jadi dia akan ada di Cirebon
sampai tanggal 7 rencananya.
Setelah berpikir,
mengingat dan meninmbang apa yang harus saya tulis sambil mendengarkan
Aerosmith di Spotify (versi gratis), saya memilih untuk menuliskan pengalaman
waktu nonton Efek Rumah Kaca dibulan lalu karena masih mudah diingat dan
tentunya Karena ERK itu keren! Kalau kamu belum tahu Band Efek Rumah Kaca Saya
sangat menyarankan supaya kamu ambil smartphone
dan search di Youtube sesegera mungkin, memang sebagus Apa Band Efek Rumah
Kaca? Untuk orang yang tidak mengerti soal musik seperti saya enteng saja kalau
sih kalau saya kategorikan mereka sebagai salah satu band terbaik di Indonesia
karena dari segi musikalitas mereka mengusung pop yang agak gelap (terminologi
macam apa ini) jadi pokonya gak pasaran gitu deh, kalau kamu suka sastra Band
yang satu ini pasti cocok karena lirik mereka sangat kaya akan diksi yang unik
dan banyak majas yang jarang dipakai oleh band indie lain sekalipun bahkan kepribadian
para personelnya sangat menawan jadi yaa memang buat saya mudah saja untuk
mengategorikan mereka di jajaran salah satu yang terbaik. Maka dari itu tentu
mudah pula membangkitkan kenangan-kenangan saat menonton Efek Rumah Kaca
manggung, karena memang selalu penuh kesan.
Sekitar seminggu sebelum konsernya, saya
mendapatkan beberapa informasi yang mengumumkan bahwa Band Efek Rumah Kaca akan
menggelar konser Tunggalnya tak lama lagi di Bandung, melihat pengumuman
tersebut saya bergegas cari tahu bagaimana cara dapet tiket kesana (selain cari
uangnya juga mengingat bahwa hari itu sudah masuk akhir bulan). Sebenarnya ada
2 acara musik yang layak sekali untuk dikunjungi diakhir pekan yang kosong itu,
pagelaran satu lagi bertajuk LIMUNAS (Liga Musik Nasional) menampilakan Band
Mooner, Terapi Urin dan Komunal, yang sayangnya
digelar selisih satu hari saja sebelum Konser ERK Tampil karena suasana akhir
bulan (ngertilaah) jadi yaa cukup deh satu aja yang saya tonton terlebih ini
konser ERK, tunggal!
Nonton
ERK selalu membawa memori masa lalu yaa samar-samar saya masih ingat juga
pertama kali nonton Efek Rumah Kaca manggung, Tempatnya di Prefere 72 (kalo gak
salah tulis) sebuah kafe yang sekarang sudah berganti nama jadi Eat Boss di
Dago dekat Taman Cikapayang, waktu itu Efek Rumah Kaca seingat saya manggung bersama
White Shoes and The Couples Company dan Peewee Gaskins, Damn! ERK belum jadi target Fokus tontonan saya tapi
setelah dengar band yang namanya begitu berbau global warming ini tentu saja saya sangat tertarik untuk mencari
tahu lebih banyak karena waktu itu sekitar tahun 2007-an dikosan saya sampai
saat ini sih hehe saya gak punya player khusus
buat mainin kaset pita, CD apa lagi Vinyl, yang jelas saya jadi banyak
banyak tahu dan hapal lagu-lagu ERK dari mp3 bajakan yang waktu itu marak disebarkan
melalui Bluetooth antar HandPhone dan yang pasti Flashdisk (bahkan bajakannya
pun saya gak beli) :D
Lagu-lagu
seperti “Belanja Terus sampai Mati”, “Jalang”, “Desember” sampai “Cinta melulu”
adalah lagu-lagu yang saya hapal betul ketika saya sedang bersenandung, saya
banyak melantunkan lagu-lagu ERK saat sedang melamun, jalan kaki atau nongkrong
di WC yup, saya seneng banget bersenandung “hmmmhnnmmhh hmmhh hmmh” gitulah
kira-kira bunyinya, Apalagi “di udara” adalah lagu yang punya kesan tersendiri
buat saya, lagu ini adalah yang seolah mendukung dan menghalalkan perilaku saya
saat dikampus yang saat itu cukup gemar ikut-ikutan demonstrasi, maka mulai mulai
saat itu pula saya menjadi ingin mengikatkan diri lebih secara emosional dengan
lirik-lirik Efek Rumah Kaca.
Tahap
berikutnya adalah cukup lama (2008 sampai 2014-an) saya tidak nonton Efek Rumah
Kaca manggung padahal lagu-lagu album “Kamar Gelap” album Kedua ERK juga masih
jadi playlist kegemaran yang tentu saja dimainkan dihandphone saya, kenapa
ditahun-tahun itu sangat jarang nonton konser musik saya kurang ingat pasti
tapi pasti faktor ekonomi sangat jelas mempengaruhi. Panggung kedua Efek Rumah
kaca saya yang saya ingat adalah di
Bikasoga Bandung ini lebih mudah diingat karena memang salah satu momentum
penting bagi saya bahkan bagi ERK sendiri, karena konon ini adalah konser
tunggal pertama mereka dan tempatnya di Bandung! Tidak tahu kenapa mereka
memilih Bandung yang jelas saya merasa sangat harus sekali banget datang hadir untuk menjadi saksi
sejarah disana.
Bertajuk
“Pasar Bisa di Konserkan” ERK seolah seperti memberi kesan negatif kepada otak
saya (yang memang sering berfikir negatif), karena ERK seperti sedang menunjuk
hidung kami yang datang ke konser itu sebagai komoditas mereka, objek mereka,
alat dagang mereka, macam barang aja kita ini, cih! hahahahaa Tapi sebentar saya
pikir-pikir lagi, ah biar lah toh just
the way it is (pakai bahasa Inggris supaya naek kelas) kok hehe lagi pula ini Band Efek Rumah Kaca, kemudian saya
lihat Ucok Homicide diantrean masuk, nah orang seperti dia aja bisa ada dalam
antrean konsernya mereka gak mungkinlah “dia” di bodohi atau rela hanya jadi
sekedar “Objek” dari musik mereka hahaha.... tapi dipikir agak lama lagi yaa
tidak masalah deh sepertinya jadi pasar
dari Band sekelas ERK yang setiap lagunya mengandung banyak ilmu pengetahuan,
penyadaran dan nilai relijiusitas. Saya anggap saja konser ini sebagai acara
pembatisan bahwa yang datang adalah fans ERK (padahal saya juga ga
ngerti-ngerti banget ERK, terlebih gak satupun Kaset ERK yang saya punya).
Setelah
pikiran saya bisa bangga datang ke konser tunggal pertama ERK kemudian kami
(saya, Sendy, lia, Sandy, Idan, Koy dan Narji) memutuskan untuk masuk dalam
antrean, ohh sialnya sayup-sayup terdengar gonjrang-gonjreng pertanda ERK sudah
memulai pertunjukan ahh double sial ternyata antrean masih mengular panjang
ditambah lagi proses masuknya yang entah mengapa begitu memakan waktu untuk
satu orang, akan tetapi tak disangka tak dinyana kami melihat Tusmon, Bablo,
Jawa dan Sabil Crew lainnya yang sudah agak lebih depan di garis antrean seolah
tradisi dengan sedikit jurus membelah antrean Teman-teman dari Sabil Crew
memanggil kami untuk mendekat lalu ngobrol daaan secara alamiah kami masuk antrean
didepan hehehe
Efek Rumah Kaca di Bikasoga |
Bergegas
kami berjalan dengan cepat ke dalam gedung pertunjukan, sebelum gerbang
masuknya seingat saya ada foto booth yang fotonya bisa langsung dicetak, Lia
dan teman-teman dari Sabil seingat saya menyempatkan diri untuk berfoto di
booth disitulah kami berpisah. Saya, Sendy kalau tidak salah Idan dan Sandi
Juga ikut langsung masuk ke venue,
hanya sedikit yang bisa diingat dari peristiwa perpisahan itu tapi yang saya
ingat betul adalah kejadian di dalam gedung waktu break saya berusaha mencari
Lia dan yang lain dengan cara Sendy menaikan saya kepundaknya lalu saya
berteriak-teriak “Lia dari Ciroyom dimana kamuuu?” seolah kami begitu khawatir
tak bisa bertemu dan kehilangan dia terdengar dari cari kami berteriak begitu
sedih (padahal tidak) namun lantang. Iya jelas kami jadi pusat perhatian. Dan
saya berhasil menemukan lia dan Sabil Crew di belakang menuju tangga atas.
Tim Nonton |
Konten
dari Konser ini membuat saya pribadi
sangat puas, ada minus sedikit sih suara sound system-nya (khusunya vokal) yang
relatif pelan sampai kalah oleh suara penonton jadi sepanjang konser suara
Cholil tidak pernah jelas terdengar hanya ada suara karaoke berjamaah penonton
yang tentu saja saya berkontribusi membuat suara Cholil makin tak terdengar
tapi tetap senang ko karena bisa karaoke-an sepanjang koser selain itu semua lagu
andalan ERK dibawakan dan kolaborator ERK juga keren-keren yang paling saya
ingat adalah ada duo Tetangga Pak Gesang dan ada juga The Adams yang tampil
kocak membawakan “lagu cinta melulu” lalu dibait terakhir ditutup dengan lirik
“Konservatif” lagu milik mereka, ada juga adegan ERK pakai Kostum Badut yang
seolah memberi pesan dipikiran saya bahwa sekeren-kerennya mereka adalah yaa
penghibur juga layaknya Badut, tidak lebih. dan Yang tak boleh dilupakan adalah
adegan Adrian yang sedang sakit dihadirkan ke Panggung dan semua penonton
meneriakan namanya, haru. Pokonya puas deh malam itu, pulangnya kami makan Mie
Aceh di Buah Batu.
Konser
ketiga ERK yang saya lihat adalah di acara “the uncorrupted fest”, sebenarnya
gak terlalu “terlihat” sih ERKnya secara harfiah yaa, kenapa? Karena selain ERK
di acara ini tampil juga Band JERUJI ini pertama kalinya saya lihat dengan
Ginan sebagai vokalis barunya (Fokkin brilliant !), Karinding Attack, Eye Feel
Six dan Slank. Urutan tampil ERK adalah tepat sebelum Slank main, kita tahulah
militansi dari Slankers apa lagi soal pengibaran bendera, apapun acara musiknya
benderanya tetap satu, Slank! Maka saat ERK tampil banyak atau malah semua Slankers yang
hadir di lapangan Tegalega sudah maju ke depan panggung tentu agar para
Slankers agar bisa mendapat spot terbaik saat Slank main tiba, tapi sayang
majunya Slankers kedepan panggung ini benar-benar total menutupi panggung
dengan bentangan bendera yang mereka bawa, ada lebih dari selusin bendera
berukuran super besar (pokonya lebih besar dari daun pintu rumah mu) yang
mereka bentangkan yaa dibentang! Karena sistem bendera yang mereka bawa ini kebanyakan
mirip bendera-bendera kerajaan saat mau perang atau Layar Kapal-kapal bajak
laut bahkan ada yang besarnya mirip Ogoh-ogoh Bali (kebayang ya) benar-benar
besar pokoknya dan tegak terus dengan batang berketinggian 3 meter atau lebih
dan karena itu dalam jumlah banyaaak jadi yang dibelakang gak mungkin bisa
lihat panggung deh hmmmmhhh... saya curiga memang itu tujuan mereka, soalnya
aneh saja saya perhatikan ada yang Cuma pegang bendera dan gak lihat ke
panggung sama sekali dan buat saya itu hal itu sangat mengherankan, kenapa ada
orang yang jauh-jauh datang ke konser musik, sampai menginap dulu di venue
malam sebelumnya, sempit-sempitan dan bertujuan hanya untuk mengibarkan
mendera. Supaya apaa??? Please jawab!
Momen
menarik terjadi saat ERK tampil waktu lagu keberapa saya lupa pastinya,
penonton yang didominasi Slankers meminta ERK untuk turun saja padahal belum
waktunya, mungkin mereka bosan menunggu dan tak sabar ingin menyaksikan Slank tapi
mereka tak tahu siapa yang dihadapi rupanya, Cholil sang vokalis bukannya ciut
nyali lalu berhenti bernyanyi malah memberi “kuliah singkat” tentang fasisme
untuk Slankers bahwa gak boleh memaksakan kehendak, mentang-mentang mayoritas!
“lagu berikut yang saya akan bawakan akan menguji kesabaran kalian semua karena
cukup panjang, judulnya Putih” begitu seru
Cholil, #savage!!. melihat raut dan mimik wajah para Slankers sungguh menjadi
obat untuk kekecewaan nonton ERK malam
itu :D kami semua yang di booth Rumah Bintang tentu saja menyunggingkan senyum
puas.
Sejak
Desember 2015 konon katanya Cholil ke Amerika jadi ERK tidak bisa manggung tapi
diganti Pandai Besi yaa tapi personelnya sama tapi ditambah aja, lagunya juga
sama cuma diganti aransemennya. Lama lagi saya tidak menonton konser ERK sekitar
hampir dua tahun sepertinya tapi akhirnya 2017 bulan Lalu tepatnya 3 September akhirnya
mereka membuat lagi konser tunggal !! terlebih temanya yang terasa begitu
personal untuk saya “ Konser Sepenggal Rindu” ohh...
Nah
Sendy dan Lia yang saya ajak nonton lagi ERK menjawab hayu dengan nada ragu, sendy yang sedang mengurus PILKADES di
Kampung halamannya Desa Gambung (hidup Mang Fey !) dan Lia katanya Malam harus
naik travel ke Jakarta tapi minta dibeliin dulu nanti diganti siapa tahu sempat
nonton katanya, eh untung saja tak lama tiket pre-sale ERK Sold out dan tidak ada tiket on
the spot. Yeah i`am the Lucky
Bastard!! Saya berhasil beli tiga tiket sehari sebelum sold out di Omuniuum
Cimbuleuit depan Unpar, Tapi masih ada teman lain yang tidak kebagian karena
memang waktu jual tiket seharusnya masih panjang.
Singkat
cerita ternyata Sendy dan Lia tidak jadi ikut nonton ERK karena harus memenuhi
kewajiban masing-masing jadi saya jual ke Idan dan Mas Pupun A.K.A Pundra
sedangkan Koy dan Kak Rangga tetap tidak bagian, kasian, tapi mereka gak
terlalu sedih juga sih. Akhirnya saya berangkat bertiga ditemani oleh Idan dan
Pundra, sekitar jam 5 kami berangkat dari kost kami (Saya dan Idan) kami datang
lebih awal karena tak mau ada penampilan yang terlewat seperti waktu di
Bikasoga.
Sesampainya
di Dago Tea House sekitar jam setengah 6 langsung kami menukar nota pembelian
dengan tiket, lalu harus menunggu sampai gate masuk venue di buka sekitas jam
setengah 7. Tibalah saat kami mengantre dan antrean terlihat mulai panjang
mengular, aman kali ini belum ada suara-suara ERK sudah tampil jadi tak
perlulah kami tergesa-gesa, santai saja, akan tetapi kami yang sudah berada
ditengah antrean bahkan sudah dekat ke ujung antrean ini dari kejauhan melihat
Tusmon, Bablo dan Iko yang baru datang bergerak menghampiri dan seolah De Javu seperti biasa Sabil Crew praktek
jurus andalan membelah antrean, ngobrol seolah kangen lama tidak bertemu secara
natural Sabil Crew masuk antrean tepat didepan kami :D
Lanjut
masuk kedalam tertanyata Ruang Theater terbuka
Dago Tea House yang baru pertama kali saya masuki ini adalah sangat proper untuk menggelar sebuah konser,
apa lagi untuk ERK ! pas lah kapasitasnya dan suasananya juga jadi bisa sedikit
intim karena Penampil bisa liat penonton hingga ke ujung venue jadi bisa saling sapa. Oh iya harga tikeynya 75 ribu rupiah, Didalam kami (saya, Idan dan Pundra) kembali
berpisah dengan Sabil Crew, kami duduk, iyaa nonton konser duduk, agak
dibelakang tapi gak terlalu belakang dan dekat dengan titik center venue (yaa disitulah pokonya)
jadi di tempat kami duduk itu raut wajah Poppi masih bisa terlihat enjoy memainkan bassnya. ERK juga
menjadikan konser mereka sebagai ruang karaoke berjamaah (lagi) tapi jangan
takut gak bisa ikut bernyanyi karena gak hapal lagu-lagu dari album Sinestesia
yang panjang-panjang liriknya itu karena ERK menjadikan back ground panggung mereka sebagai penuntun lirik seperti di
tempat-tempat karaoke hanya saja kali ini tanpa Pemandu Lagu, ya kan Mas Pupun?
Pemandu lagu ~ dan kali ini juga sound systemnya lebih baik dari waktu di
Bikasoga walau penonton semua ikut nyanyi tapi suara Cholil masih terdengar
jelas.
Syarikat Idola Remaja (Posisi Menonton sambil duduk) |
Konser
Sepenggal Rindu ERK dibuka dengan penampilan dari Syarikat Idola Remaja yang
anggotanya adalah hasil fusion dari beberapa Band folk yahud Kota Kembang yaitu
Dimas dan Baya dari (Mr. Sonjaya), Dolli (Teman Sebangku), Yudha (Nada Fiksi),
Sendy dan Mang siapa gitu saya lupa yang maen suling pokonya (Para Hyena), Arum
(Tetangga Pak Gesang) dan John Kastella. pokonya mereka sangat syahdu dan ngebland, beberapa lagu yang dibawakan
adalah lagu masing-masing Band dan ada juga lagu dari Mukti-mukti, keren! Pokonya layaklah mereka
bikin konser tunggal sendiri, bikin doong!
Setelah
penampilan yang menawan dari Syarikat Idola Remaja langsung disambung ke menu
utama malam itu yaitu penampilan dari ERK! Kagum sekali dengan performa fisik
dari para personel ERK karena saya
dengar sehari sebelumnya mereka baru konser di Jogja dan baru sampai Bandung
konon 3 jam sebelum acara kemudian masih bisa memainkan Semua lagu (setidaknya
hampir semua) dari semua album dengan penampilan yang sangat solid! Disekitaran
di lima lagu terakhir panitia seolah punya Flow
Director yang mengomando penonton untuk maju merapat ke panggung dan
bangkit dari duduknya naah ini baru nuansa konser yang saya kenal! mayoritas
penonton berdiri dan banyak adegan stage
dive ala Rocker cholil juga melakukannya tapi tidak sebagus stage divenya Agus Harimurti Yudhoyono
waktu kampanye Pilkada DKI yaa :p Enjoy
banget deh konsernya terlebih di konser kali ini saya tidak datang telat, tidak
ada suasana anak dibawah umur yang dilarang masuk karena sponsor rokok. Yang
jelas malam itu saya sangat puas!
Setelah
konser usai tak disangka adik sepupu saya Aldi mengontak via message di
Instagram dia tahu saya di konser karena postingan video konyol di Insta Story
diakun saya sebelum masuk venue dan
kami pun melepas rindu hahaha gak seintim itu sih yang jelas lama gak ketemu,
sekarang jadi tahu kabarnya. Sebenarnya masih ada sepenggel rindu lainnya yang
harus ditunaikan karena ternyata sudah lama juga gak nonton konser lagi bareng
Sendy, lia, Koy, Narji, Jek dan lain-lain (kamarana atuh). Di gerbang keluar
tak disangka kami bertemu Mang Niki dan Om Jambu, mereka memutuskan pulang
jalan kaki, mengenang masa SMA katanya tapi kamikan bawa motor jadi agak aneh
kalo ikut juga jalan kaki, jadi kami pulang gak bareng.
Sepenggal
Rindu yang harus kita selesaikan nonton konser bareng kalian kapan lagi hey! kalian yang sibuk kerja sampai lupa nonton konser bareng, hayu lagi atuh! karena
yang penting itu bukan kemananya tapi sama siapanya, terima kasih Idan dan
Pundra.
Komentar
Posting Komentar